Selasa, 29 September 2015

katalog Suara



S1 PERPUSTAKAAN
UNIVERSITAS TERBUKA YOGYAKARTA
POKJAR GUNUNGKIDUL
2014

PENGOLAHAN BAHAN NONBUKU
Tugas                         : Pengatalogan Bahan Rekaman Suara
Disusun Oleh          : 1. BANGKIT DEDI PRANATA (018172692)
                                      2. DEDIYANTO (01742553)
                                      3. TRIADI KUSUMA (017630399)
                                      4. AHMAD ZAHURI (018112973)
                                      5. ENDANG (017630407)
                                      6. SUMARTININGSIH (01762892)

REKAMAN SUARA
Ruang lingkup
Rekaman suara meliputi rekaman yang dikemas dalam bentuk kaset, DVD/CD (Compact disk), kaset, piringan hitam, dsb, yang berisi musik, cerita , pidato dan lain-lain. Sumber informasi
1.  Sumber informasi atlas tercetak adalah halaman judul atau bagian lain dari terbitan tersebut yang dapat dipakai sebagai pengganti;
2.  Sumber informasi selain atlas yang tercetak adalah:
-  bahan kartografi itu sendiri
-  kemasan (sampul, amplop dsb.) atau tas, penyangga bola dunia, dsb.
-  informasi dari materi penyerta seperti pamplet, brosur dsb.
3.  Sumber informasi yang untuk setiap daerah deskripsi bahan kartografi diperoleh dari sumber berikut:
8 Daerah Sumber informasi yang ditentukan
- Judul dan pernyataan tanggung jawab
- Edisi
- Daerah matematis dan rincian materi spesifik lain
- Penerbitan, distribusi, dsb.
- Deskripsi fisik
- Seri
- Catatan
- Nomor standar
- Sumber utama informasi
- Sumber utama informasi, bahan tercetak penyerta
- Sumber utama informasi, bahan tercetak penyerta
- Sumber utama informasi, bahan tercetak penyerta
- Semua sumber
- Sumber utama informasi, bahan tercetak penyerta
- Semua sumber
- Semua sumberInformasi yang diambil dari luar sumber yang ditentukan diberikan dalam kurung siku.
1.  Daerah Judul, GMD, dan Pernyataan Penanggungjawab / Kepengarangan Daerah ini memuat informasi tentang judul utama/judul pokok, GMD (Guratan Materi deskripsi), anak judul dan judul sejajar/paralel yang merupakan judul terjemahan dan anak judul (apabila ada pada halaman judul).
a.  Judul utama / judul pokok
a.1.  Cantumkan judul utama seperti apa yang tercantum
pada sumber informasi utama, kecuali tanda baca dan huruf kapital disesuaikan dengan peraturan yang berlaku. Tambahkan keterangan jenis terbitannya (rekaman suara) dalam kurung siku
Contoh:
Usaha penetasan telur itik [rekaman suara]
Nandur varietas jagung unggul [rekaman suara]
Teknologi pembuatan keripik kentang [rekaman suara]
a.2.  Jika pada sumber informasi utama tidak terdapat judul utama, maka tentukan judulutama dari sumber lain atau dibuat sendiri, cantumkan dalam kurung siku
Contoh:
[Pedoman pengolahan tanah] [rekaman suara]
b.  Judul Sejajar / Paralel Jika pada sumer informasi utama muncul judul dalam dua atau lebih bahasa, maka tetapkan salah satu sebagai judul utama dan lainnya sebagai judulsejajar. Penulisan judul sejajar didahului oleh spasi, sama dengan, spasi ( = )
Contoh:
Pemberantasan gulma jagung [rekaman suara]= Weed control on maize
(Catatan: Weed control on maize adalah judul sejajar)
c. Anak judul
c.1.  Cantumkan informasi judul lain yang ada pada sumber informasi utama sebagai anak judul. Apabila anak judul terlalu panjang dapat diabaikan, tetapi dinyatakan dalam daerah catatan. Penulisan anak judul didahului dengan spasi, titik dua, spasi ( : )
Contoh:
Meningkatkan produksi padi {rekaman suiara] : pemupukan berimbang (Catatan: pemupukan berimbang adalah anak judul)
d.  Pernyataan penanggungjawab / kepengarangan
d.1.  Cantumkan nama orang atau badan korporasi yang bertanggung jawab atas suatu karya baik sebagai penulis, pengarang lagu, fotografer, komposer musik, produser yang bertanggung jawab terhadap artistik atau isi intelektual, editor, penyusun, penterjemah dan sebagainya, sesuai dengan bentuk dan urutan yang tercantum pada sumber informasinya, didahului dengan spasi, garis miring, spasi ( / )
Contoh:
Hama ulat tanaman hias [rekaman suara] / disusun oleh Hanafi; narasi, Nurachmah Gawe dodol salak [rekaman suara] / BPTP Yogyakarta
d.2. Jika nama pengarang, penerbit dan sebagainya merupakan bagian integral dari judul, maka cantumkan apa adanya dan tidak perlu diulang pada pernyataan penanggung jawab/kepengarangan.
Contoh:
Lima tahun perjalanan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian [rekaman suara]
Laporan Penelitian Balai Penelitian Tanaman Padi [rekaman suara]
(Catatan: Contoh diatas adalahjudul buku, sedangkan nama Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, serta Balai Penelitian Padi yang juga merupakan nama pengarang tidak dicantumkan lagi di daerah penanggung jawab)
d.3.   Pernyataan  penanggung  jawab  tunggal  mencantumkan nama lebih dari tiga orang atau badan  korporasi  yang mempunyai kontribusi yang sama, maka tuliskan nama yang pertama dan hilangkan nama kedua dan seterusnya, diikuti dengan tanda penghilangan dan keterangan tambahan yang sesuai
( ... [et al.] )
Contoh:
Penanaman jagung dilahan kering [rekaman suara] / PUSTAKA ... [et al.]
(Catatan: CD ditulis olehPUSTAKA bekerjasa dengan BBP2TP dan BPTP Jawa Tengah)
d.4. Tambahkan kata atau istilah singkat  untuk  pernyataan penanggung  jawab  jika  hubungan  antar  judul  dan orang atau badan korporasi tersebut tidak jelas.
Contoh:
Meraih keuntungan dengan bertanam jagung [rekaman suara] / [ditulis oleh] Sukartono
d.5. Dokumen tanpa judul kolektif. Jika rekaman suara tidak memiliki judul kolektif, uraikan masing-masing sebagai suatu unit.
Contoh:
Usaha penetasan telur itik; Ikan petek untuk pakan itik / BPTP Ungaran (Label side A.:Usaha penetasan telur itik.Label side
B : Ikan petek untuk pakan itik
2. Daerah Edisi
Pernyataan edisi dicantumkan seperti yang ada pada sumber informasi utama. Kata-kata pernyataan edisi dapat diganti dengan singkatan.Singkatan baku yang digunakan adalah:
Pernyataan edisi yang tercantum Singkatan yang digunakan
New edition  New ed.
Revised edition  Rev. ed.
Third edition  3
rd
ed.
Level 3.4  Level 3.4
Release 3  Release 3
Version 5.20  Version 5.20
a.  Cantumkan pernyataan yang berhubungan dengan suatu edisi rekaman suara yang isinya berbeda dari edisi lain, atau untuk rekaman ulang.
Contoh:
Ed. 3
Ed. Revisi
b. Cantumkan pernyataan penanggung jawab yang berhubungan dengan edisi Contoh:
Ed. 3 / oleh Widiastuti    Ed. Revisi / BPTP Jawa Timur
3. Daerah Publikasi / Impresum
Daerah ini memuat informasi tentang tempat terbit, nama penerbit atau distributor dan sebagainya, dan tahun rekaman suara tersebut diterbitkan.
a.  Tempat penerbitan, distribusi dan sebagainya
a.1.  Cantumkan nama tempat terbit dsb. sebagaimana yang tertera pada dokumen tersebut. Jika ada 2 nama tempat terbit, cantumkan namayang disebut pertama
Contoh:
Medan
Manila
a.2.  Jika tidak ada tempat atau tempat yang diperkirakan, berikan s.l. (sino loco) dalam kurung siku Contoh:
[s.l.].
a.3. Jangan mencantumkan tempat terbit, distributor, dsb. untuk rekaman suara yang tidak diproses (rekaman non komersil), dan jangan mencantumkan s.l untuk hal ini
b.  Nama Penerbit, distributor dan sebagainya
b.1.  Cantumkan nama penerbit, distributor dan sebagainya seperti yang tercantum dalam sumber informasi, didahului oleh tanda spasi,titik dua, spasi ( : )
Contoh:
: BPTP Jawa Barat
: Akurama Record
b.2.  Jika suatu penerbit mempunyai lebih dari 2 tempat, maka cantumkan nama penerbit yang pertama saja, atau boleh juga ditulis yang lainnya apabila diperlukan
Contoh:
: MacGraw-Hill
: Badan Litbang Pertanian : Didistribusikan oleh PUSTAKA
b.3.  Cantumkan nama penerbit, distributor dan sebagainya. dalam bentuk singkatan yang sudah baku, dapat dimengerti dan mudah untuk diidentifikasi
Contoh:
: BPTP Bali
: FAO
b.4.  Hilangkan kata yang menunjukkan fungsi bentuk perusahaan
Contoh:
Nama yang tertera pada sumber informasi
Nama yang dicantumkan
CV. Sumur Bandung  Sumur Bandung
Da Capo, Inc.  Da Capo
UI Press  UI Press
b.5.  Jika nama penerbit sama sekali tidak diketahui, maka cantumkan s.n. (sine nomine)
Contoh:
: [s.n.]
b.6. Jangan mencantumkan nama penerbit, distributor, dsb. untuk rekaman suara yang tidak diproses (rekaman non komersil), dan jangan mencantumkan s.n. untuk hal ini
b.7. Jika suatu rekaman suara memuat nama perusahaan
penerbit dan nama subbagian dari perusahaan atau nama dagang atau nama merek yang digunakan oleh perusahaan tsb. Maka berikan nama subbagian atau nama dagang atau nama merek sebagai nama penerbit
Contoh:
[London] : Ace of Diamonds
(pada sumber informasi tercantum: Decca Record Company. Ace of Diamonds)
c.  Tahun terbit, tahun distribusi dan sebagainya
c.1. Cantumkan tahun terbit, distribusi dan sebagainya dari rekaman suara yang sedang diolah. Penulisan tahun terbit didahului tanda koma dan spasi (, )
Contoh:
, 2005
, 1990
c.2. Apabila tahun terbit tidak diketahui, maka cantumkan tahun cetak terakhir atau kalau tidak ada tahun cetak maka cantumkan tahun copy rightyang didahului dengan “c”
Contoh:
, 2006
, c2003
c.3.  Apabila tahun terbit, rekam dan  copy righttidak diketahui, maka cantumkan tahun terbit perkiraan diikuti tanda tanya ( ? ), atau didahului oleh circa(ca.) dan ditulis dalam kurung siku.
Contoh:
, [2000 ?]
, [ca. 2000]
c.4 Apabila tahun rekaman ada pada rekaman suara yang diterbitkan, maka cantumkan dalam catatan.
Contoh:
Jakarta : Irama Record, 2006
(pada catatan : Direkam pada tahun 1986)   Contoh penulisan pada daerah publikasi / impresum secara lengkap:
Jakarta : AquariusMusikindo, c2007
Rome : FAO, 2004?
Surabaya : [s.n.], 1999
New York ; London : MacGraw-Hill, c1989
4.  Daerah Deskripsi Fisik
Daerah ini memuat informasi jumlah satuan fisik dari rekaman suara, dimensi, dan bahan penyerta. Pilih singkatan yang akan digunakan secara konsisten.
a. Jumlah fisik rekaman suara
a.1. Cantumkan jumlah satuan fisik dari rekaman suara dalam angka arabic.
Contoh:
2 kaset
1 PH
1 CD
1 sound track film
a.2. Cantumkan masa putar dari sebuah rekaman suara.
Contoh:
1 kaset (50 mnt.)
2 CD (masing-masing 40 mnt.)
b. Rincian fisik lainnya
Cantumkan keterangan fisik lainnya dari rekaman suara seperti: tipe rekaman, kecepatan, masa putar, dsb.
b.1. Tipe rekaman
Contoh:
1 disk suaa (45 mnt.) : analog
1 kaset suara (60 mnt.) : digital
b.2. Masa putar
Contoh:
1 disket suara (45 mnt.) : analog, 33 1/3 rpm
1 kaset suara (120 mnt) : analog, 1 5/16 ips
(Catatan: rpm: revolution per minute; ips: inches per second)
b.3. Jumlah saluran suara
Contoh:
2 disk suara (66 mnt.) : analog, 331/2 rpm, mono,  stereo.
1 disk suara (60 mnt.) : digital, stereo
b.4.   Dimensi.  Cantumkan  ukuran  dari  sebuah  rekaman  suara.
Jika  rekaman  suara  dalam  berbagai  ukuran,  cantumkan ukuran yang sangat kecil atauterkecil dan sangat besar atau terbesar, dipisahkan oleh tanda penghubung.
Contoh:
1 disk suara (20 mnt.) : analog, 33 1/3 rpm, stereo.
12 in.
5 disk suara (45 mnt.) : analog, 33 1/3 rpm, stereo.
10 -12 in
1 kaset suara (65 mnt.) : analog, mono. ; 7 1/4 x 3
1/2 in
50
b.5.   Bahan  penyerta.  Apabila  dokumen  disertai  oleh  bahan dalam bentuk fisik yang berbeda, misalnya suatu kaset suara disertai dengan satu buku penyerta, maka cantumkan rincian seperti contoh berikut:
Contoh:
1 kaset suara (50 mnt.) : analog.; 33 1/3 rpm, stereo, ; 12 in. + 1 phamplet (11 p. : berwarna . Ill. ; 32 cm.)
5.  Daerah Seri
Daerah ini memuat informasi tentang judul seri, judul sejajar, anak judul seri, pernyataanpenanggung jawab sehubungan dengan seri tersebut, ISSN yang berhubungan dengan seri tersebut, dan penomoran seri. Daerah ini dicantumkan dalam tanda kurung biasa. Contoh:
(Siaran Mbangun Desa}
(Informasi Pertanian, ISSN 7981-5337 ; no. 54)
6.  Daerah Catatan
Daerah ini memuat informasi yang dianggap perlu dikemukakan untuk memperjelas atau menambah keterangan tentang setiap daerah deskripsi bibliografis, dan susunan informasi mengikuti urutan daerah. Informasi yang biasa diberikan dalam daerah catatan adalah:
Contoh: Komentar dalam bahasa Inggris Diisi suara dalam bahasa Inggris
Judul diambil dari kemasan Khusus untuk petani
PENULISAN TAJUK ENTRI
A.      TAJUK UNTUK NAMA PERORANGAN
Nama seseorang yang dicantumkan pada suatu karya, kadangkala berupa nama sebenarnya, nama samaran, nama  panggilan, nama dengan gelar, nama dalam agama, inisial atau  jenis nama lainnya. Dalam menentukan nama orang sebagai tajuk  perlu diperhatikan 3 langkah sebagai berikut:
a.  Pilih nama yang paling dikenal. Sebagian orang hanya dikenal  dengan satu nama, akan tetapi dalam beberapa kasus satu orang  diidentifikasikan dengan dua atau lebih nama misalnya nama  sebenarnya, nama samaran, atau nama yang tercantum pada  sumber informasi utama (halaman judul) dari setiap karyanya;
b.  Tetapkan bagian tertentu dari nama yang dipilih untuk menjadi  kata pertama dalam tajuk. Sebagianbesar kasus, kata pertama  tersebut adalah nama keluarga;
c.  Buatlah rujukan/penunjukan dari nama-nama yang berbeda  untuk orang yang sama. Misalnyapada perbedaan penulisan  ejaan kata, singkatan nama dan sebagainya.
1.  Pemilihan Nama
Ketentuan pemilihan nama diri pengarang perorangan:
a.  Nama utama dengan berbagai bentuk nama
Kadang-kadang seseorang mencantumkan atau  menggunakan beberapa bentuk nama dalam berbagai  karyanya, untuk menentukan tajuk entri, maka nama orang  tersebut dipilih berdasarkan urutan sebagai berikut:
a.1.  Nama yang paling umum dikenal;
a.2..  Nama yang muncul lebih banyak pada terbitan dari  karya orang tersebut;
a.3.  Nama yang sering muncul dalam bahan referensi;
a.4.  Nama yang paling akhir digunakan.
b.  Nama Samaran 
Orang yang selalu menggunakan nama samaran pada  setiap karyanya, maka tajuk entri ditentukan pada nama  samaran tersebut.
2.  Jenis-jenis Nama
Nama seseorang ada yang terdiri dari satu bagian (nama  tunggal) dan ada pula yang terdiri dari beberapa bagian (nama  majemuk). Tiap jenis nama tersebut mempengaruhi cara penulisannya sebagai tajuk. Berdasarkan peraturan yang berlaku, untuk elemen entri atau bagian pertama dari tajuk entri ditentukan  berdasarkan nama tunggal atau nama keluarga.
a. Nama tunggal
Adalah nama diri seseorang yang terdiri dari satu  bagian, maka yang menjadi tajuk adalah nama tersebut.
Contoh:
Nama Tajuk 
Suparwaty Suparwaty
b. Nama majemuk
Adalah nama diri seseorang yang terdiri lebih dari satu  bagian, disertai nama keluarga/marga, gelar kebangsawanan,  dan sebagainya. Cara penulisan nama majemuk dengan  pembalikan nama (inverted name), yaitu pada bagian nama  yang terakhir diikuti tanda koma dan bagian-bagian nama  lainnya.
Contoh:
Nama Tajuk
Izzuddin Noor  Noor, Izzuddin
Sri Hastuti Suhartini  Suhartini, Sri Hastuti
Bungaran Saragih  Saragih, Bungaran
3.  Cara Penulisan Nama Majemuk
a.  Nama orang lebih dari satu bagian
Contoh:
Nama Tajuk
Iskandar Alisjahbana  Alisjahbana, Iskandar
I Made Sandi  Sandi, I Made
b.  Nama orang dengan nama keluarga:
b.1.  Nama keluarga dengan tanda hubung


Contoh:
Nama Tajuk
Amabel Williams-Elis  Williams-Elis, Amabel
b.2.  Nama keluarga dengan kata sandang dan kata depan
b.2.1. Pengarang Belandayang berawalan van, van  der, van  denkata utama/tajuk pada bagian  nama sesudah awalan itu. Kecuali pada awalan  Ver, maka tajuk pada awalan tersebut.
Contoh:
Nama Tajuk
Jan Pieter Robide van der Aa  Aa, Jan Pieter Robide van der
Jan van Wayenburg  Wayenburg, Jan van
Albert van Driesche  Driesche, Albert van
Frank van den Wijngaert  Wijngaert, Frank van den
b.2.2. Pengarang Jermanyang nama keluarganya  didahului kata sandang, kata utama pada kata  sandang seperti: Am, Vom, Zum, Zur. Kecuali  nama keluarga yang didahului kata depan, atau  kata depan diikuti kata sandang. Kata utama  pada bagian nama sesudah kata depan seperti:
vondan von der.
Contoh:
Nama Tajuk
August Am Thym  Am Thym, August
Erich Vom Ende  Vom Ende, Erich
b.2.3. Pengarang Inggrisyang nama keluarganya  didahului kata sandang, kata utama pada kata  sandang seperti: A, D’, De, De la, Du, Le, Van, Von.
Contoh:
Nama Tajuk
Gilbert Abbott A Beckett  A Beckett, Gilbert Abbott
Knightley D’Anvers  D’Anvers, Knightley
b.2.4. Pengarang Italiayang nama keluarganya  didahului kata sandang seperti: A, D’, Da, De,  del Della, Di, Li, Lo, kata utama pada kata  sandang tersebut. Kecuali untuk nama  keluarganya didahului data depan, maka kata  utama pada nama keluarga.
Contoh:
Nama Tajuk
Giovanni A Prato  A Prato, Giovanni
Nicola D’Arienzo  D’Arienzo, Nicola
c.  Nama Indonesia
c.1.  Nama Indonesia yang terdiri lebih dari satu bagian
Contoh:
Nama Tajuk
Iskandar Alisyahbana  Alisyahbana, Iskandar
I Made Sandi  Sandi, I Made
c.2.  Nama yang berakhiran dengan inisial yang  kepanjangannya tidak diketahui
Contoh:
Nama Tajuk
Djakaria N.E.  Djakaria N.E.
c.3.  Nama yang memuat kata bin, binti, ibni
Contoh:
Nama Tajuk
Abdullah bin Nuh  Abdullah bin Nuh
Aisyah binti Mahmud  Aisyah binti Mahmud
c.4.  Nama dengan gelar kebangsawanan/kehormatan
Contoh:
c.5.  Nama dengan tambahan tanggal (lahir dan  kematian), biasanya digunakan untuk orang yang  terkenal.
Nama Tajuk
Abdurrajak Daeng Patunru  Patunru, Abdurrajak Daeng
Bermawi Sutan Radja Emas  Radja Emas, Bermawi Sutan
Contoh:
Nama Tajuk
Sukarno Sukarno, 1920-1967
Suharto Suharto, 1930
d.  Nama Cina asli
Contoh:
Nama Tajuk
Lim Yauw Tjin  Lim, Yauw Tjin
Oei Tjong Bo  Oei, Tjong Bo
B.  TAJUK UNTUK NAMA BADAN KORPORASI
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat tajuk  untuk Badan Korporasi yaitu:
a.  Memilih nama yang akan dijadikan tajuk;
b.  Menentukan ketepatan nama badan korporasi, termasuk  penambahan nama lainnya yang digunakan sebagai  pembeda;
c.  Apabila badan korporasi merupakan suatu konferensi atau  pertemuan lainnya, dan tercantum dalam kalimat yang  relatif panjang, maka dapat dibuat penghilangan khusus  dengan memberi tanda baca tiga titik (…) yang  ditambahkan sesuai peraturan;
d.  Membuat rujukan/penunjukkan dari badan korporasi yang  sama, namum mempunyai perubahan nama yang berbeda.
1.  Pemilihan Nama Dan Cara Penulisannya
a.  Nama tepat Badan Korporasi
Nama badan korporasi tersebut ditentukan langsung pada  namanya sendiri, kecuali bila menurut peraturan telah  ditentukan harus dibuat tajuk pada badan induknya atau nama
pemerintahnya.
 Contoh:  Institut Pertanian Bogor
  Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
b.  Nama Badan korporasi dalam berbagai bentuk
 Nama Badan korporasi yang tertera dalam berbagai bentuk
nama, harus dilakukan pemilihan bentuk nama tepat. Dalam
hal ini penentuan tajuk dilakukan berdasarkan:
b.1. Nama konvensional
 Contoh: PERHUTANI
BIOTROP
UNESCO
b.2. Nama lengkap
 Contoh:  Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
 Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
b.3. Nama resmi
 b.4.  Nama yang paling banyak digunakan pada halaman
judul
c.  Nama Badan Korporasi yang mengalami perubahan
Buatlah satu tajuk di bawah nama badan korporasi yang baru,  yaitu untuk karya yang muncul di bawah nama itu, kemudian  buatkan acuan dari tajuk nama badan korporasi yang lama ke  tajuk nama badan korporasi yang baru dan sebaliknya (acuan  timbal balik).
Contoh:
Pusat Perpustakaan Pertanian dan Biologi
Lihat juga
Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian
Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian
Lihat juga
Pusat Perpustakaan Pertanian dan Biologi


d.  Nama Badan Korporasi dalam berbagai bahasa
 Nama-nama badan korporasi yang dikenal secara nasional maupun internasional dan mempunyai berbagai nama yang  dituliskan dalam berbagai bahasa, maka tajuk nama badan
korporasi tersebut ditentukan berdasarkan prioritas sebagai  berikut:
 d.1.  Badan Korporasi lingkup Nasional (Badan Korporasi Indonesia):
d.1.1.  Pada nama dalam bahasa Indonesia;
d.1.2.  Pada nama dalam bahasa Inggris;
d.1.3. Pada bahasa asing lainnya yang paling dikenal di Indonesia.
d.2. Badan Korporasi lingkup Internasional:
d.2.1.  Pada nama resmi dalam bahasa Inggris;
d.2.2.  Pada nama resmi dalam bahasa asing lainnya yang paling dikenal di Indonesia.
e.  Unsur Tambahan Pada Tajuk Nama Badan Korporasi
e.1.  Nama perusahaan, tambahkan bentuk perusahaan atau bentuk badan hukumnya
Contoh:  Prima Jaya (C.V.)
Abadi Nusantara (Firma)
e.2.  Badan korporasi dengan nama sama, berikan keterangan tambahan yang berfungsi sebagai unsur pembeda, yang dapat berupa:
-  Tempat kedudukan badan korporasi (kota, negara, wilayah, dan lainnya);
- Keterangan tahun berdirinya;
-  Keterangan lain yang dianggap sesuai.
Contoh: Universitas Nasional (Jakarta)
 Universitas Nasional (Semarang)
e.3. Badan pemerintahan adalah Badan Korporasi yang mempunyai wilayah  kekuasaan atau Badan pemerintahan yang tidak  mempunyai badan lain di atasnya. Penulisan Badan Pemerintah sebagai tajuk dilakukan dengan  mencantumkan bentuk nama badan tersebut dengan menggunakan bahasa Indonesia.
Contoh:
Jawa Barat. Pemerintah Daerah Tingkat I
e.4.  Konferensi dan pertemuan lainnya
Badan korporasi yang merupakan suatu pertemuan, seminar, konferensi dan sejenisnya, tajuk ditentukan pada nama suatu konferensi atau pertemuan tersebut. Apabila konferensi tersebut mencakup keterangan seperti nomor, frekuensi, atau tahun penyelenggaraan, maka keluarkan unsur-unsur ini dari dalam tajuk dan cantumkan sebagai unsur pembeda yang ditulis dalam tanda kurung di belakang tajuk.
Contoh:
Conference of Library Survey (1999 : Chicago)
International Conference on the Biology (2006 :
Jakarta)
Latihan Pengelolaan Kebun Percobaan Padi
(Ke-3 : 2003 : Sukamandi)
Indonesian Cancer Conference (2nd: 2005 : Bandung)
e.5.  Badan Korporasi yang dimiliki oleh berbagai Badan Korporasi yang berbeda
Nama Badan Korporasi yang diperkirakan dimiliki oleh lebih dari satu Badan, maka penulisan tajuknya adalah dengan menuliskan nama Badan Korporasi bawahan yang dimasukkan secara tidak langsung, melainkan dengan mencantumkan nama Badan Korporasi di atasnya terlebih dahulu sebagai unsur pembeda.
Contoh:
Institut Pertanian Bogor. Fakultas Pertanian
Universitas Gajah Mada. Fakultas Pertanian
e.6. Pejabat Pemerintah
Nama-nama pejabat pemerintah secara tidak langsung dapat ditentukan sebagai tajuk dengan menuliskan wilayah pemerintahan sebagai tajuk, yang diikuti dengan nama atau posisi jabatannya. Masa periode jabatan dan nama pejabat yang bersangkutan dicantumkan dalam tanda kurung sebagai unsur pembeda.
Contoh:
Indonesia. Presiden ( 2004 - : Susilo Bambang
Yudoyono)
Indonesia. Menteri Pertanian (2003 – 2005 : Bungaran Saragih)
f.  Badan Korporasi yang merupakan instansi bawahan dari
Badan Korporasi lain yang lebih tinggi, namun dapat berdiri sendiri, maka tajuknya ditentukan langsung pada nama Badan Korporasi yang bersangkutan.
Contoh:
Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan
CONTOH KATALOG
REKAMAN SUARA
634.613.6
BAL                  BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN
g                      YOGYAKARTA
Gawe dodol salak [rekaman suara] /BPTP Yogyakarta.—Yogyakarta : BPTP Yogyakarta, 2006. 1 kaset, 33 1/3 rpm. – (Siaran mbangun desa).
1.      Sallaca - Taffy - Processing


781.22
COL COLE, Nat King
n          Nat king Cole [rekaman suara] : MP3. – [Jakarta] : Wares CD, 1999.
1 disk suara : 44 khz, 128 kbs.
Berisi 14 lagu: Golden greats, greatest love songs, love is the thing (and more) capital, sincerely-the beautiful ballads, ramblin’rose, special 2 in 1, the one and only, the capitol collectors series, the unforgettable, at the movies, the Nat King Cole story\disc one, , the Nat King Cole story\disc two.
1.  Sound music

AACR2 (Anglo American Cataloguing)



AACR (Anglo American Cataloguing)
PENDAHULUAN
1.    LATAR BELAKANG
AACR2 (Anglo-American Cataloguing Rules) 2nd Edition merupakan perangkat dasar untuk melakukan pendeskripsian bibliografi pada suatu bahan pustaka karena di dalamnya tercantum aturan untuk pengatalogan tersebut.
1.    RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat ditentukan rumusan masalah dalam makalah ini seperti:
1.    Apa definisi AACR2 ?
2.    Bagaimana ciri-ciri dan struktur AACR2?
3.    Apa Hubungannya anara ISBD (G) dengan ACCR2
4.    Bagaimana Tingkatan deskripsi ?
5.    Bagaimana aturan penggunaan bahasa, GMD, dan penggunaan data khusus?
6.    Bagiaman aturan pungtuasi yang berlaku untuk sebuah katalog?
1.    TUJUAN PENULISAN
2.    Untuk memahami prinsip dasar dalam AACR2
3.    Untuk pemenuhan tugas makalah dari mata kuliah Deskripsi Bibliografi Non Buku
PEMBAHASAN
AACR2 (Anglo American Cataloguing Rules) Second Edition, 2002 Revision.

1.    A.    DEFINISI, CIRI-CIRI, DAN STRUKTUR PERATURAN AACR2

1.    1.      Definisi AACR2
Dalam melakukan pendeskripsian sebuah bahan pustaka baik buku maupun non buku perlu menggunakan sebuah pedoman sebagaimana yang telah disampaikan oleh Prof. Dr. Sulistyo Basuki, MA. Menurutnya “… Untuk mengatur praktik deskripsi bibliografis, digunakan pedoman. Pedoman yang (hampir) berlaku internasional adalah Anglo American Cataloguing Rules 2  (AACR2) kini menjadi AACR2 (revisi 2002 dan 2005)….” [1]
Sedangkan AACR2 dalam website resminya menjelaskan bahwa,
  “… the Anglo-American Cataloguing Rules (AACR) are designed for use in the construction of catalogues and other lists in general libraries of all sizes. The rules cover the description of, and the provision of access points for, all library materials commonly collected at the present time….”[2]
Jelas bahwa AACR2 merupakan sebuah pedoman yang di rancang khusus untuk pengatalogan deskriptif dan tajuk subjek yang di lakukan dalam kegiatan di setiap perpustakaan. Untuk AACR2 sendiri merupakan edisi revisi tahun 2002 dan 2005 dari tahun sebelumnya yakni tahun 1998, 1988,1978, dan AACR1 tahun 1967.
1.    2.      Ciri-ciri AACR2
Nurul Hayati, M.Hum. (2013) menjelaskan dalam diktatnya pada  perkuliahan Deskripsi Bibliografi Non Buku, bahwa AACR2 mempunyai 3 ciri yakni umum, terintegrasi, dan fleksibel.[3] Umum disini dimaksudkan bahwa AACR2 dapat digunakan untuk semua jenis perpustakaan baik perpustakaan nasional, sekolah, perguruan tinggi, bahkan pribadi sekalipun.
Sedangkan ciri kedua yaitu terintegrasi dimaksudkan bahwa AACR2 merupakan pedoman/peraturan dasar bagi semua jenis bahan pustaka, baik buku maupun non buku. Ciri yang ketiga yakni fleksibel dimana AACR2 mempunyai aturan yang bersifat alternatif dan pilihan. Hal tersebut juga di jelaskan didalam AACR2 (2002) pada General Introduction “some rules are designated as alternatives rules or as optional additions, and some other rules or parts of rules are introduced by optionally.”[4] 
1.    3.      Struktur Peraturan AACR2
Dijelaskan pada pengenalan AACR2 (2002) secara umum bahwa AACR2 dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
§  ·         Bagian 1 (describtion) adalah penjelasan mengenai aturan item dari katalog
§  ·         Bagian 2 (heading/accsess point, uniform titles, references) adalah bagian untuk menentukan titik temu.[5]

v  Struktur peraturan bagian 1:
Bab 1               : Umum
Bab 2-10         : Untuk kelompok bahan khusus
Bab 11-13       : Patrial generality (Sebagian untuk bahan umum)
§  ·         Bagian 1, terdiri dari 13 Bab. Dengan rincian sebagai berikut:

1.    1.      General rules for description (Aturan Umum untuk Deskripsi)
2.    2.      Books, Pamphlets, and Printeed Sheets ( Buku, Pamplet, dan Lembar Print-an)
3.    3.      Cartograpic Materials ( Bahan Kartografi)
4.    4.      Manuscripts ( Bahan Manuskrip)
5.    5.      Music (Musik)
6.    6.      Sound Recordings ( Rekaman Suara)
7.    7.      Motion Pictures and Videorecordings (Gambar Hidup dan Rekaman Video)
8.    8.      Grapich Materials (Bahan Grafis)
9.    9.      Electronic Resources (Sumber Elektronik)
10.  10.  Three-Dimensional Arttefacts and Realia (Bahan Tiga Dimensi Artefak dan Realia)
11.  11.  Microforms (Bahan Bentuk Mikro)
12.  12.  Continuing Resources (Sumber Berseri)
13.  13.  Analysis (Analisis)
§  ·         Bagian 2, terdiri dari 6 Bab. Dengan rincian sebagai berikut:
21    Choice of Access Point (Memilih Titik Temu)
22    Headings for Persons (Tajuk Untuk Orang)
23    Geographic Names (Nama Geografi)
24    Heading for Corporate Bodies (Tajuk untuk Badan Korporasi)
25    Uniform Title (Tajuk Judul Seragam)
26    References (Rujukan-rujukan)

1.    B.     HUBUNGAN ISBD (G) DENGAN AACR2
   “ISBD (G): General International Standard Biblographic Descripion – referred to hereafter as the ISBD(G) – lists all the elements which are required to describe and identify all types of material which are likely to appear in library collections, assigns an order to the elements of description, and specifies a system of punctuation for the description.”[6]
Dari penjelasan tersebut maka disimpulkan bahwa hubungan antara ISBD (G) dengan AACR2 adalah didasarkan pada element atau unsur-unsur yang digunakan dalam pendeskripsian bibliografi bahan pustaka yang terdapat dalam AACR2 diasuh dari ISBD (G).

Delapan area/daerah deskripsi bibliografi:
1.    1.      Daerah judul dan pernyataan tanggung jawab
2.    2.      Daerah edisi
3.    3.      Daerah data khusus
4.    4.      Daerah penerbitan dan distribusi
5.    5.      Daerah deskripsi fisik
6.    6.      Daerah seri
7.    7.      Daerah catatan
8.    8.      Daerah nomor standar (ISBN dan ISSN)
1.    C.     SUMBER INFORMASI UTAMA (SIU)
Sumber informasi di dalam AACR2 di jelaskan dalam Bagian 1 Bab 1. Sumber informasi utama adalah tempat dimana dapat ditemukannya keterangan mengenai bahan tersebut. Sebagai contoh, SIU pada bahan rekaman suara berbentuk disk terdapat di disk itu sendiri dan label sedangkan untuk bahan rekaman suara berbentuk gulungan pita SIU terdapat di gulungan pita dan label. Sumber informasi utama terdiri dari sumber tunggal dan sumber judul kolektif, apabila informasi tidak diambil dari SIU, maka sertakan kurung siku dalam informasi tersebut.
1.    D.    UNSUR MNEMONIK DALAM AACR2
Oleh karena kerangka umum 8 daerah deskripsi di atas, maka AACR2 memiliki unsur mnemonik yakni mudah diingat. Sedangkan adapun rumusan untuk menemukan lokasi suatu aturan dalam AACR2 adalah sebagai berikut:
No. Bab + No. Daerah + Kode Unsur + No. Perincian
Contoh:
8.7       Catatan untuk Bahan Grafis
9.7       Catatan untuk Sumber Elektronik

1.    E.     TINGKATAN DESKRIPSI
Terdapat tiga tingkatan dalam deskripsi dan masing-masing deskripsi mempunya kemutlakan dalam pencantuman unsur-unsurnya serta mempunyai kerumitannya masing-masing. Adapun penjelasan untuk masing-masing tingkatan adalah sebagai berikut:
§  ·         Tingkat pertama
Unsur yang ada dalam tingkat pertama adalah :
Judul Sebenarnya / Pernyataan Tanggung Jawab Yang Pertama (bila berbeda dengan tajuk entri utama atau tidak ada tajuk entri utama). – Edisi. – Data Khusus. – Penerbitan Dan Distribusi. – Deskripsi Fisik. – Catatan. – ISBN.
Ini dalah tingkatan deskripsi yang paling sederhana dan biasanya digunakan untu perpustakaan pribadi atau perpustakaan yang minim koleksi.
Contoh:
After Earth / Columbia Pictures. – California: Columbia Pictures,2013. – 1  disk (2 jam 31 menit)I. Columbia Pictures
§  ·         Tingkat Kedua
Unsur yang ada dalam tingkat kedua adalah :
Judul Sebenarnya [ Pernyataan Jenis Bahan Umum ] = Jusul Pararel: Sub Judul / Pernyataan Tanggung Jawab Yang Pertama ; Fungsi Penangung Jawab Yang Lain.—Edisi / Pernyataan Tanggung Jawab Yang Berhubungan Dengan Edisi.— Data Khusus.—Data Khusus.— Penerbit Dan Distribusi Yang Pertama.— Deskripsi Fisik.— (Daerah Judul Seri).— ISBN.
Tingkat deskripsi ini lebih lengkap dan hampir digunakan oleh sebagian besar perpustakaan besar.
Contoh :
After Earth [Gambar Hidup] / Columbia Pictures ; Overbrook Entertainment . – California: Columbia Pictures, 2013
1 disk (2 jam 31 menit): bersuara, berwarna
Film fantasi keluarga. Subtitle Inggris, Bahasa Indonesia, Prancis. Pemeran utama Jaden Smith dan Will Smith. Diperuntukkan bagi remaja dan keluarga.
I.            Columbia Pictures
II.            Jaden Smith
III.            Will Smith
§  ·         Tingkat Ketiga
Untuk tingkatan ketiga ini memiliki unsur yang lebih kompleks ketimbang tingkat pertama dan kedua serta lebih sulit dalam penerapannya, sehingga perpustakaan lebih bnyak yang menggunakan deskripsi tingkat satu atau dua.
1.    F.      PENGGUNAAN BAHASA
Penggunaan bahasa dalam deskripsi bibliografi harus sama dengan bahasa dokumen.[7] Artinya bahwa apa yang tertulis dari SIU pada dokumen tidak dapat di ubah ke dalam bahasa pengatalog. Namun untuk perihal interpolasi atau sisipan (informasi yang tidak terdapat dalam dokumen) seperti pernyataan sisipan dan singkatan wajib, GMD, bentuk lain dari tempat terbit, dan fungsi lain dari penerbit, distributor, dan lain sebagainya dapat menggunakan bahasa pengatalog atau yang dikenal dengan working language.namun sisipan tersebut harus dituliskan di dalam kurung siku ‘[ ]’.
1.    GENERAL MATERIAL DESIGNATION (GMD)
General Material Designation (GMD) adalah pernyataan jenis bahan secara umum. Di dalam AACR2 sendiri GMD dibagi menjadi 2 daftar yakni, daftar pertama digunakan di Inggris dan daftar kedua digunakan di Amerika Serikat. Indonesia sendiri menggunakan GMD yang digunakan oleh Amerika Serikat karena lebih bervariatif.[8]  Di bawah ini adalah daftar GMD yang diberikan oleh AACR2 pada 1.1C1.
LIST 1 (INGGRIS)
LIST 2 (AMERIKA SERIKAT)
BrailleCartographic Resorces
Electronic Resources
Graphic
Manuscript
Microform
Motion Picture
Multimedia
Music
Object
Sound Recording
Text
Videorecording
Activity CardArt Original
Art Reproduction
Braille
Cartographic Material
Chart
Diorama
Electronic Resource
Filmstrip
Flash Card
Game
Kit
Manuscript
Microform
Microscope Slide
Model
Motion Picture
Music
GMD sangat berguna terutama pada perpustakaan multimedia. Pustakawan ataupun pemustaka akan dapat mencari koleksi yang dibutuhkan dengan menelusur GMD-nya meskipun terdapat judul yang sama dalam rak.
1.    DAERAH DATA KHUSUS
“Istilah dalam bahasa Inggris adalah: Material (or type of publication) specific details area, merupakan daerah untuk mencatat data yang khas bagi satu kelompok bahan atau jenis publikasi tertentu.”[9]
Pada bahan pustaka tidak semua memiliki data khususnya, adapun bahan-bahan yang memiliki data khusus adalah:
1)      Cartographic Materials (Bab 3)
2)      Music (Bab 5)
3)      Electronic Resources (Bab 9)
4)      Continuing Resources (Bab 12)
5)      Microform (Bab 11( jika berisi peta/musik/serial))
1.    TANDA BACA (PUNCTUATION)
Setiap daerah di pisahkan dengan titik, spasi, dua strip, spasi ( . — ) kecuali untuk daerah yang dimulai pada paragraf baru, seperti yang tertuang didalam AACR2,
Precede each area, other than the first area, or each occurrance of a note or standard number, etc., area, by full stop, space, dash, space ( . — ) unless the area begins a new paragraph.”[10]
Adapun pungtuasi secara keseluruhan adalah sebagai berikut :
NO
DAERAH
TANDA BACA
ELEMEN
1
Judul dan pernyataan tanggung jawab

Judul sebenarnya
[ ]
GMD
=
Judul pararel
:
Judul lain, judul tambahan, atau anak judul
/
Pernyataan tanggung jawab
;
Pernyataan tanggung jawab kedua
2
Edisi
. —
Pernyataan edisi
/
Penanggung jawab edisi
;
Penanggung jawab edisi kedua
3
Data Khusus
. —
Hanya untuk peta, musik, file komputer, dan terbitan berkala
4
Terbitan dan Distribusi
. —
Tempat terbit
;
Kota kedua
:
Nama penerbit, penyalur, pengedar
[ ]
Pernyataan fungsi penerbit, distributor
, (koma)
Tahun terbit
(
Tempat pembuatan
:
Nama pembuat
, (koma)
Tahun pembuatan, diikuti tanda kurung tutup
5
Deskripsi Fisik (dimulai pada paragraf baru atau diawali . — )
. —
Jumlah satuan dan jenis bahan spesifik
:
Data spesifik lain ( jenis rekaman, warna, dll)
:
Ukuran
+
Lampiran
6
Seri (dicacat dalam kurung)
. —
Judul seri
=
Judul pararel seri
:
Keterangan judul lain
/
Penanggung jawab seri
;
Penanggung jawab tambahan
, (koma)
Nomor standar seri (ISSN)
;
Nomor seri
. (titik)
Judul sub seri
7
Catatan


8
Nomor Standar, Harga, Syarat Penjualan

Nomor Standar

Judul ringkas
. —
Harga dan syarat penjualan
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat saya simpulkan bahwa AACR2 mempunyai peran penting dalam kegiatan pengatalogan (deskripsi bibliografi). AACR2 memiliki aturan yang kompleks namun dalam penerapannya ada beberapa kelonggaran sesuai dengan ciri-ciri dari AACR2 itu sendiri yakni fleksibel. Perpustakaan juga dapat memilih jenis tingkatan deskripsi yang ingin diterapkan dalam perpustakaannya, juga berlaku bagi penggunaan bahasa dalam pengatalogan yang mendapat kelonggaran untuk tidak menggunakan bahasa inggris mutlak namun dapat menggunakan working language.
Mengenai pungtuasi sudah jelas diatur disetiap bahasan bahan pada bab-bab di AACR2 sehingga memudahkan bagi pustakawan untuk mengaplikasikannya. Secara keseluruhan AACR2 masih dapat digunakan hingga saat ini mengingat adanya perpindahan dari era AACR2 ke era RDA (Resource Description and Access).
DAFTAR PUSTAKA
AACR2. About AACR2. Artikel diakses pada 16 Desember 2013 dariwww.aacr2.org
Anon Mirmani dan Irman Siswadi. Modul: Pengolahan Bahan Non Buku . diunduh pada 16 Desember 2013
Hayati, Nurul. Diktat Deskripsi Bibliografi Non Buku: AACR2. Jakarta: Uin Jakarta, 2013
International Federation of Library Associations and Intitutions(IFLA). ISBD (G): General International Standard Bibliographic Description revision ed. artikel diakses pada 16 Desember 2013 dari http://archive.ifla.org
Prepared under the direction of the Joint Steering Committee for Revision of AACR, a committee of the American Library Association…[et al]. Anglo-American cataloguing rules 2nd ed. 2002 revision.
Sulistyo-Basuki. Pengorganisasian Materi Perpustakaan Katalogisasi Klasifikasi Tajuk Subjek Dan Penjajaran. Artikel diakses pada 16 Desember 2013 dari www.sulistyobasuki.wordpress.com

[1] Sulistyo Basuki, Pengorganisasian Materi Perpustakaan Katalogisasi Klasifikasi Tajuk Subjek dan Penjajaran, artikel diakses pada 16 Desember 2013 dari http://sulistyobasuki.wordpress.com
[2] AACR2, About AACR2, artikel di akses pada 16 Desember 2013 darihttp://aacr2.org
[3] Nurul Hayati, Diktat Deskripsi Bibliografi Non Buku : AACR2 (Jakarta: UIN Jakarta, 2013) h.1
[4] Prepared under the direction of the Joint Steering Committee for Revision of AACR, a committee of the American Library Association…[et al]. Anglo-American cataloguing rules 2nd ed,  (2002 revision) h.2
[5] Ibid., h.1
[6] International Federation of Library Associations and Intitutions(IFLA), ISBD (G): General International Standard Bibliographic Description revision ed, artikel diakses pada 16 Desember 2013 dari http://archive.ifla.org
[7] Anon Mirmani dan Irman Siswadi, Modul: Pengolahan Bahan Non Buku . diunduh pada 16 Desember 2013. h.7
[8] Ibid., h.8
[9] Ibid., h. 10
[10] Prepared under the direction of the Joint Steering Committee for Revision of AACR, a committee of the American Library Association…[et al]. Anglo-American cataloguing rules 2nd ed,  (2002 revision) h. 1.0C1